KanG_GurU
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
KanG_GurU

Virtual Islamic Education
 
IndeksIndeks  PencarianPencarian  Latest imagesLatest images  PendaftaranPendaftaran  LoginLogin  

 

 Memburu Warna Yang Hilang

Go down 
PengirimMessage
Allim

Allim


Jumlah posting : 113
Join date : 30.06.08

Memburu Warna Yang Hilang Empty
PostSubyek: Memburu Warna Yang Hilang   Memburu Warna Yang Hilang EmptySun Jul 06, 2008 12:11 pm

Memburu Warna Yang Hilang
Oleh : Mochammad Moealliem
  
Kita semua tentu pernah menggambar, entah menggambar dalam kertas, dalam pasir, papan tulis, bisa juga menggambar dengan komputer, atau bahkan menggambar dalam daya imajinasi otak kita. Ada satu warna yang hilang dalam pandangan kita, meskipun warna itu nyata-nyata wujud adanya.
 
Warna yang menjadikan warna lain terlihat indahnya, warna yang sangat jelas hingga membuat kita mampu melihat mana yang cakep dan mana yang jelek, mampu membedakan mana hitam dan mana yang putih, adalah berkat satu warna yang unik, yang seolah dengan hilangnya dari pandangan kita menjadikan kita mampu memandang.
 
Bisa juga kita katakan bahwa warna ini akan selalu mengikuti warna yang lain, warna ini tidak mampu menutup pandangan kita terhadap sesuatu, jika warna ini kita rubah menjadi warna putih, penulis yakin kita tak bisa menilai baik buruknya sesuatu, dan yang ada hanya putih semua, jika kita ganti dengan warna merah, hijau ataupun biru, sama halnya kita menjadi buta.
 
Namun ternyata kita sering mengatakan bahwa warna tersebut identik dengan putih, padahal sebenarnya hal itu tak bisa dibenarkan, hanya saja karena kita tak terlalu suka dengan kebenaran, dan yang kita suka adalah yang penting mengutungkan, maka terkadang kita mengatakan warna yang hilang itu menjadi warna putih.
 
Pernahkah pembaca minum air putih? Tentunya semua orang pernah minum air putih, air putih tentu airnya berwarna putih, apa sih definisi putih? Putih itu warna atau tidak berwarna?
 
Penulis yakin putih itu warna, namun terkadang tidak dianggap berwarna, seperti tv hitam-putih bukanlah tv berwarna. Air putih juga adalah air yang tidak berwarna. Namun sama-sama putih warnanya berbeda, lalu ada nggak air putih itu? Jawabny tentu nggak ada tapi ada. Lho piye tho?
 
Air yang bening itu kan tidak berwarna, karena tidak berwarna maka identik dengan putih, karena warna air hanya ada dua, bening dan butek (keruh) dan keruh itu variatif bisa juga keruhnya berwarna putih, tapi itu bukan air putih tapi menjadi air keruh putih, tinggal keruhnya oleh apa, kalau oleh susu maka jadinya air (keruh)susu putih dan seterusnya. Tapi kalau nggak keruh namanya bening, karena bening tidak kelihatan, maka dibilang aja putih.
 
Dengan air yang bening kita dapat melihat apa yang ada didalamnya, meskipun dengan ukuran tertentu, sebab air bening bisa juga akan terlihat menjadi biru, lihat aja kolam renang yang baru diganti airnya, atau lihat lautan yang airnya bening, pasti akan kelihatan menjadi biru, sebenarnya warnanya apa? Bening atau biru? Dari dekat bening tapi dari jauh menjadi biru, atau warna itu berubah karena kelemahan mata kita?
 
Sekarang lihat ke atas, apa warnanya? Tentunya pembaca akan berkata biru, hitam atau putih, itu jika pembaca saat ini berada diluar ruangan. Tapi kalau didalam ruangan, tergantung apa warna atap ruangan anda.
 
Kenapa penulis katakan, putih, hitam atau biru jika diluar ruangan, yach kalau lagi mendung kan putih, kalau mendungnya tebal jadi hitam, tapi kalau tidak bermendung, kata orang langit biru. Apa benar warna langit adalah biru? Jelas tidak benar, hanya saja itu menguntungkan, seperti saya katakan diawal kita tak peduli benar atau tidak, yang penting menguntungkan kita untuk memberitahukan warna yang hilang.
 
Dari sini penulis mengambil pelajaran bahwa indera kita tidak konsisten terhadap warna, padahal indera adalah pijakan akal untuk berfikir, jika kita berfikir dari data yang tidak benar tentu hasilnya bisa dipastikan tidak benar, maka tak heran jika hasil olah pikir manusia sangat terbatas, manusia tak akan mampu melihat jiwanya sendiri, kalau melihat jiwanya sendiri aja tak mampu, apalagi pingin melihat Allah dengan matanya yang lemah itu, bagaimana bisa? Melihat udara saja tak mampu kok macam-macam. Dan ketika ditanya apakah udara itu ada? Tentu jawabnya ada, tapi apa warnanya? Bisakah kau melihatnya? Jika bisa melihatnya tentu kau bisa menggambarnya, coba gambar udara dan warnanya pada buku gambar anda.
 
Mungkin kalau dengan alat kita akan sedikit terbantu untuk melihat udara, tapi warnanya merah, kuning, hijau, tapi kalau digambar kok jadi bening, sebenarnya warna udara itu apa?
 
Puji Syukur pada Dzat yang menjadikan udara tidak berwarna, kalau saja udara berwarna putih tentunya sejak didepan lensa mata kita akan berwarna putih dan tak akan kita lihat warna yang lainnya. Dan dengan hilangnya warna-warna keruh pada udara kita bisa melihat yang buruk dan yang cakep, bisa melihat hitam, putih, biru dan sebagainya.
 
Maka tak heran jika dalam hati manusia juga terdapat beberapa indera, hingga kadang hati kita bisa bicara, bisa mendengar, bahkan banyak orang sering sakit hatinya. Tentunya hati pun dapat memandang dengan matanya, itu jika ruangan hati tersebut bening dan didukung pencahayaan yang cukup. Maka wajarlah jika seseorang yang bening hatinya, akan mampu melihat apa yang ada sesuai daya jangkau yang ada, namun ketika ruang atmosfir hati masih keruh dengan warna, dia akan buta dan membabi buta, tak akan tahu jalan, tak bisa membedakan mana buruk dan mana baik, yang ada hanya keruh, kalaupun keruhnya berwarna putih tentunya seperti kabut yang menyelimuti musim dingin, kalaupun keruhnya berwarna coklat tentu seperti halnya menyelam dalam lumpur, apalagi keruhnya warna-warni tentu makin tidak karuan.
 
Dan ketika atmosfir hati kita penuh dengan polusi, tentu perjalanan kita akan terganggu, pilot pesawat terganggu, nahkoda kapal terganggu, sopir, masinis dan para pengemudi akan terganggu, kecuali mereka punya satelit yang berfungsi normal serta dapat mengirim dan menerima sinyal tentu akan sampai tujuan dengan selamat. dan satu-satunya satelit dalam diri kita adalah hati, cukup dengan mengaktifkan hati dengan sinyal-sinyal yang benar tentu perjalanan kita akan sampai dengan selamat serta mendapat ketenangan, karena sinyal kita terhubung langsung dengan sumber sinyal yang ada pada tujuan perjalanan kita. Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada jalanMu.
 
"......Katakanlah:"Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya, (QS. 13:27) (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. 13:28)
 
Alliem
Cairo, Senin 07 Januari 2008
Berusaha Untuk Bebas Polusi
Kembali Ke Atas Go down
 
Memburu Warna Yang Hilang
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Aswan, Saksi Fir'aun Yang Gagal
» Memburu Makna Cinta
» Dua Menara Yang Berbeda
» Pikirkan Yang Kau Lihat
» Perempuan Yang Ku Suka

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
KanG_GurU :: Karya Mochammad Moealliem :: Rak Tulisan 06-
Navigasi: