Mengenal Metode Penciptaan Manusia
Oleh : Mochammad Moealliem
Sebagaimana kita tahu bahwa Darwin punya teori bahwa nenek moyangnya adalah kera, yang kemudian didukung oleh beberapa manusia yang lain yang setuju dengan teori evolusinya, namun yang aneh kenapa mereka marah ketika mereka disebut kera, munyuk, monyet, bahkan orang utan, kalau pembaca merasa keturunan kera, bolehlah penulis bertanya, apakah kera yang ada sekarang adalah saudara anda?
Menurut penulis nenek moyang kita adalah manusia, yang tercipta dari bumi, dan hidup di bumi, mati di bumi dan dari bumi juga manusia akan dibangkitkan.
Dari bumi itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.QS.20:55
Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu kamu akan dibangkitkan.QS.7:25
Mungkin kita tidak merasa kalau kita adalah saripati bumi yang canggih, indah, unik, dan menarik, cobalah kita hitung mundur keberadaan kita, jika kita sekarang berumur 25 tahun, maka 10 tahun yang lalu, kita adalah remaja, 5 tahun sebelum remaja kita adalah anak-anak, 5 tahun sebelumnya kita adalah balita, 5 tahun sebelumnya kita adalah bayi, 5 bulan sebelumnya kita adalah janin, 5 minggu sebelumnya mungkin berupa tulang lunak, 5 minggu sebelumnya lagi mungkin segumpal daging, 5 minggu sebelumnya lagi mungkin berupa gabungan sperma dan sel telur, dan minggu-minggu sebelumnya kita adalah saripati makanan yang menjadi sperma pada calon ayah, dan sel telur pada calon ibu, minggu-minggu sebelumnya kita masih berada pada makanan, sayuran, buah-buahan, air, dan segala bentuk macam hal yang lain, dan semua itu berasal dari tanah, tumbuhan tumbuh dari tanah, air bersumber dari dalam tanah, bahkan udara pun hanya ada di bumi, maka tak heran jika kita memang terbuat dari tanah.
Itu hanya gambaran secara ringkas, kalau ingin lebih akurat silahkan tanya pada ahlinya, dari hal itu penulis punya gambaran penciptaan manusia adalah suatu hal yang sangat rumit dan hanya akan mampu dilakukan oleh Allah, bagaimana menyaring bumi menjadi makanan, buah dan air, masih disaring lagi oleh tubuh manusia mana yang berguna, dan mana yang sampah, yang berguna pun dipilah, mana untuk keperluan tubuh dan mana untuk bibit, masih disaring lagi dengan zat pembunuh kuman pada rahim, masih disaring lagi bagaimana menghasilkan segumpal daging, bahkan meracik elemen-elemen yang dibutuhkan untuk konstruksi badan, seteah lahir orang tua kita memberikan sari makanan mereka lewat asi, dan selanjutnya bahkan kita akan dikunyahkan dulu untuk memakan makanan agak keras, bahkan sampai baligh kita masih dalam saringan orang tua, dan bisa jadi selama orang tua kita masih hidup akan terus memberikan saringan kasih sayangnya, maka tak heran kalau ridlo Allah ada dalam ridlo orang tua kita.
Itulah sistem yang dominan dalam kehidupan kita, jika ada yang keluar dari sistem itu, maka itu termasuk pengecualian dan akan masuk pada teka-teki yang perlu jawaban. Misalnya ada bayi tanpa bapak, bayi tanpa ibu, bahkan bayi tanpa ayah dan ibu. Dan menimbulkan istilah baru, yatim, piatu, dan yatim-piatu, dan istilah itu berlaku hingga baligh, dan Allah menganjurkan kita untuk membagi kasih sayang pada mereka, bahkan menghardik anak yatim termasuk mendustakan agama.
Tahukah kamu yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin QS.103:1-3
Bolehlah kita berhenti sejenak untuk meresapi ayat ini, dan mari kita bertanya pada diri kita sendiri, adakah kita sudah termasuk orang-orang yang tidak mendustakan agama? Namun setidaknya mari kita berusaha sejak sekarang untuk bersikap sesuai aturan yang seharusnya. Saya jadi teringat UUD yang berbunyi, faqir miskin dan anak yatim ditanggung oleh negara, entah UUD itu masih berlaku atau sudah diamandemen, kalau saja negara benar-benar peduli dengan mereka, tentunya kemiskinan negeri kita akan dapat dientaskan.
Penulis pernah dengar hal demikian dilaksanakan di negeri-negeri eropa, kita yang punya konsep bahkan amanat Sang Kuasa untuk itu, masih berkutat pada kepentingan pribadi dan membiarkan mereka terlantar di kolong jembatan sampah ibukota.
Ah sudahlah kita bahas saja metode penciptaan manusia, dalam hal ini penulis membagi dalam 4 metode. Pertama metode umum penciptaan manusia adalah melalui ayah dan ibu, sebagaimana penulis, pembaca dan yang lain, yang dimaksud ayah disini adalah orang yang spermanya menjadikan salah satu sebab adanya kehdupan, begitu pula ibunya adalah yang mempunyai sel telur yang termasuk bagian kehidupan itu. Hal ini saya sampaikan biar tidak terjadi salah faham, tentang anak asuh, orang tua asuh, atau bahkan orang tua yang tidak mau mengasuh.
Metode kedua adalah penciptaan manusia tanpa ayah, hanya dari ibu saja, perlu digaris bawahi bahwa maksudnya bukan karena ayahnya tidak bertanggungjawab, akan tetapi memang tanpa "urunan" sperma sama sekali, bukti itu ada pada nabi Isa putra Maryam, Allah menciptakannya dari debu dalam artian saripati bumi diolah secara mandiri dalam pabrik bibit yang ada dalam diri Maryam, dan hal ini bisa dibuktikan dalam ilmu modern, bahwa ayam horen bisa bertelur tanpa harus berurusan dengan ayam jantan, itu disebabkan oleh makanan yang dikosumsi telah cukup untuk menjadikan ayam itu bertelur.
Sesungguhnya misal 'Isa di sisi Allah, adalah seperti Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" , maka jadilah dia.QS.3:59
Metode ketiga adalah penciptaan tanpa ibu, apakah pembaca dapat jawaban siapa manusia tanpa ibu itu, kalau tanpa ayah (ayah yang tidak bertanggungjawab) kan banyak dilingkungan kita, jadi ini tanpa sel telur sang ibu, dan dia pun tidak melalui proses dalam kandungan, itulah ibu manusia pada kali pertama, yaitu Hawa.
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain , dan hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.QS.4:1
Metode keempat adalah tanpa ayah dan tanpa ibu, siapa lagi kalau bukan bapak manusia, bapak Adam, yang diciptakan dari tanah, yang mana dalam analisa penulis tanah yang dimaksud adalah saripati tanah, dari tanah-tanah pilihan, lalu dimana penciptaan itu? Tidak ada dalil yang menyebutkan bahwa Adam diciptakan di bumi pun juga Hawa, yang jelas diluar bumi, sebab banyak dalil tentang turunnya Adam dan Hawa ke bumi, dan tidak ada dalil naik pada kali sebelumnya.
Maka ketika kita meneliti ayat (Dari bumi itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.QS.20:55)
Kita mendapati kata "minha" bermakna dari bumi, bukan "fiiha" bermakna di bumi, dari sini penulis ingat seorang mufasir yang menceritakan bahwa, sebelum Allah menciptakan manusia, Allah menyuruh malaikat mengambil beberapa tanah dari bumi, dan mungkin iblis pun menjadi saksi penciptaan manusia dari tanah itu, maka tak heran ketika disuruh menghormat iblis blingsatan, dan berkata:
Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk"QS.15:33
Gambaran jelasnya manusia dibentuk dari tanah liat yang kemudian dibentuk seperti manusia saat ini, tentunya dengan "kun fayakun" dan secara otomatis mengikuti perintah Allah sesuai bentuk yang dikehendakiNya, lalu ditiupkanlah ruh dari Allah, maka jadilah iya manusia, setelah itu Adam menerima pendidikan khusus bahkan malaikat pun kalah dan mengakui kekalahannya, sementara sang iblis tidak terima disuruh menghormat makhluk yang baru, apalagi dari tanah. Contoh penciptaan dari tanah liat yang diberitahukan pada kita adalah.
...."Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.QS.3:49
Kalau nabi Isa yang diberi izin aja bisa begitu, apalagi yang punya hak penciptaan, itu cuma izin mencipta satu burung, jika dengan satu burung orang menuhankannya, itu namanya "mburu ublik kilangan oncor" memburu lilin kehilangan obor, Hanya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu diantara keduanya.
Alliem
Cairo, Selasa 27 November 2007
Seperti Adam, yang menanti Hawa diciptakan untuknya