Allim
Jumlah posting : 113 Join date : 30.06.08
| Subyek: Kisah Penunggang Khimar Sat Jul 05, 2008 9:58 am | |
| Kisah Penunggang Khimar
Oleh : Mochammad Moealliem
Pernahkah anda punya keinginan untuk menunggang khimar? Mungkin itulah kendaraan paling aman untuk Indonesia saat ini, sebab jika naik pesawat bisa hilang dan susah ditemukan, naik kapal laut tenggelam, naik kereta api tabrakan, naik haji pun sampai kelaparan, huch repotnya jadi orang Indonesia yang sedang naik daun. Pembahasan kali ini tidak akan membahas tentang cara naik daun, tapi akan membahas sikap penunggang khimar, namun sebelum itu kita harus tahu dulu apa itu khimar.
Jika kita pernah ke Arab terlebih Mesir, kita akan dengan mudah mendapati khimar, bahkan dijalan raya ibukotanya, kita akan dibuat tersenyum bahkan tertawa ketika mobil sedan dan sejenisnya rela berhenti demi khimar yang sedang menyeberang jalan bersama gerobak yang ditariknya dan orang yang mengendalikan arah jalannya, yang terkadang memukulnya dengan tidak ber-peri-kehewanan. Adalah keledai (khimar), hewan yang memiliki suara yang kurang bagus diantara para binatang di Bumi, hingga orang arab akan marah ketika kita menyebut binatang ini didepan wajah mereka, hampir mirip dengan orang Indonesia yang tersinggung ketika ada seseorang mengabsen penduduk kebun binatang sambil mengahadap wajahnya.
Allah berfirman : "Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."QS: Luqman(31):19.
Akan menarik jika kita membaca penjelasan para mufassir tentang ayat ini, tentang tata krama berjalan dan berbicara, orang Islam dianjurkan untuk berjalan yang baik, tidak seperti jalannya orang-orang yang sombong dengan membusungkan dadanya kedepan seperti jalannya anjing dalam kartun Tom and Jerry, tetapi berjalanlah sewajarnya, juga dalam berbicara agar tidak berteriak-teriak, sebab gaya bicara seperti itu diibaratkan suara khimar yang buruk dan tidak punya sopan santun. coba anda perhatikan suara khimar adalah suara yang tidak layak bagi makhluk hidup, suaranya seperti suara yang keluar ketika seorang kampung yang sedang memompa sepedanya dengan pompa manual, yach kalau anda bisa membayangkan dan menirukan yach persis dengan suara khimar he he he.
Namun sejelek apapun suara itu, khimar turut mencetak sejarah dunia, dalam Al Qur'an saja khimar disebut kurang-lebih dalam 5 ayat, sebagai perumpamaan, sebagai bukti, juga sebagai sejarah kendaraan, kalau dalam pembahasan fiqh akan terbagi dua jenis khimar, pertama adalah khimar sebagai pembantu rumah tangga, (baik sebagai kendaraan, traktor, atau kuli angkut) adalah haram disembelih dan dimakan dagingnya, yang kedua adalah khimar liar dan itu halal dan boleh dimakan.
Pernahkah anda membaca kisah tentang luqman hakim?, seorang bijak dari beberapa orang bijak, bahkan diabadikan menjadi nama satu surat dalam Al Qur'an, dan Allah memberikan beberapa hikmah padanya : "Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:"Bersyukurlah kepada Allah.Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".QS: Luqman(31):12.
Dalam satu riwayat dikisahkan bahwa : pada suatu hari luqman bersama anaknya pergi ke pasar, dia berdua dengan anaknya mengendarai seekor khimar, namanya juga jalan menuju pasar tentunya ramai dan sering ketemu orang-orang baik yang berangkat maupun pergi ke pasar, anda tentunya tahu kalau khimar itu kecil daripada kuda, dan agak menghawatirkan jika dinaiki dua orang, seandainya anda bisa kembali kezaman luqman mungkin anda akan setuju dengan orang-orang yang saat itu bertemu dengan lukman dan anaknya yang mengendarai satu khimar, mereka bilang " weh-weh-weh orang ini nggak punya perasaan terhadap hewan, khimar kok dinaiki dua orang".
Mendengar celoteh orang yang dijumpai dalam perjalanannya, akhirnya luqman turun dari khimarnya dan membiarkan anaknya duduk diatas khimar sementara sang ayah memegang kendali sambil berjalan kaki, menurut anda, jika anda bertemu dengan hal semacam ini, apakah anda akan membenarkan ataukah anda akan bersikap seperti orang-orang yang menemui luqman dan anaknya pada kali keduanya, mereka berkata : "waduh-waduh, benar-benar tidak sopan anak ini, dia naik khimar santai sedangkan ayahnya menuntun sambil berjalan kaki".
Luqman juga manusia, mendengar kata seperti itu tentunya, perasaannya tergugah untuk bersikap yang benar terhadap kendaraan yang satu itu, kemudian luqman naik khimar dan anaknya yang memegang kendali sambil berjalan kaki, dangan harapan orang tidak lagi menganggap anaknya tidak punya sopan santun terhadap orang tuanya. Setujukah anda dengan sikap luqman yang ketiga ini? Ataukah anda akan mendukung orang-orang yang bertemu mereka kali ketiga dan berkata : "Loh-loh-loh, kok ada orang tua yang naik khimar dan anaknya disuruh menuntun khimar, dimana pikirannya".
Serentak luqman meloncat turun dan memutuskan untuk sama-sama berjalan kaki bersama anaknya dan membiarkan khimar tidak dinaiki siapa-siapa, sebab setiap ketemu orang selalu saja salah dalam mengambil keputusan, akhirnya mereka berdua berjalan kaki dan menuntun khimarnya, kira-kira apakah anda mendukung keputusan yang diambil luqman tersebut? Sebab jika dua orang naik satu khimar orang akan bilang tidak punya rasa terhadap hewan, jika anaknya yang menaiki dan ayahnya menuntun khimar, orang akan menganggap anak tak punya akhlaq, jika sang ayah yang menaiki dan anaknya menuntun khimar, orang akan bilang ayah tak sayang anak, bagaimana apakah anda setuju dengan keputusan tersebut?
Penulis tidak begitu membutuhkan persetujuan anda dalam hal ini, sebab luqman akhirnya ketemu dengan orang-orang pada kali keempat, sambil berkata : "ha ha ha, orang ini bagaimana? Ada kendaraan(khimar) kok nggak dinaiki malahan milih jalan kaki, dan khimarnya dituntun". Mendengar hal tersebut kemudian luqman dan anaknya berhenti dan mengambil keputusan terakhir, bahwa apapun yang kita putuskan akan mengandung resiko, bahkan ketika kita diam disini pun nanti orang akan bilang "ngapain dua orang dan seekor khimar diam disini".
Sekarang sudah jelas, bahwa lakukanlah apa yang kau putuskan dan semua itu punya resiko, jangan terlalu takut dengan kritikan orang, sebab apapun yang anda putuskan tetap saja orang lain akan mengkriik bahkan anda diam pun akan di kritik, lakukanlah yang terbaik dengan resiko yang paling kecil, mari menulis sebaik yang kita bisa, biar orang-orang itu tidak berkata : "dasar khimar! Bisanya cuman diam saja".
Alliem, Ahad, 07 Januari 2007 Berusaha menjadi diri sendiri | |
|