Allim
Jumlah posting : 113 Join date : 30.06.08
| Subyek: 1001 Malam 01 Fri Jul 04, 2008 11:43 am | |
| 1001 Malam 01
Oleh : Mochammad Moealliem
Kisah seribu satu malam [0000] Sebelum malam pertama
CERITA RAJA SYAHRIAR DAN SAUDARANYA SYAH ZAMAN
Dahulu kala ada seorang raja dari raja-raja suku sasan di kepulauan india dan china yang mempunyai bala tentara, pembantu, pengiring, dll. Sang raja ini memiliki dua putra, satu yang besar dan satunya lagi masih kecil, keduanya ahli dalam memacu kuda, namun yang besar ini lebih lihai dari si kecil dalam berkuda, dan telah menjadi raja suatu negara , yang berlaku adil terhadap rakyatnya dan dicintai oleh masyarakatnya, namanya raja syahriar dan nama si kecil raja syah zaman raja dari suku samarkhan.
Keadaan adil terhadap rakyatnya itu tidak berubah diantara kedua raja ini selama 20 tahun. Dinegaranya masing masing keadilan berjalan dengan penuh kelapangan dada selama masa itu, pada suatu ketika raja syahriar merindukan adiknya, si syah zaman, diperintahlah seorang menteri untuk menjemput si syah zaman.
Menteri pun berangkat dan sampai pada kerajaan syah zaman dengan selamat, sang menteri menghadap kepada saudara rajanya dan menyampaikan salamnya, dan memberitahukan bahwa kakaknya merindukannya, dan meminta raja syah untuk bersedia datang ketempat kakaknya, raja syah pun mengabulkan undangan kakaknya itu dan langsung mempersiapkan segala sesuatunya yang diperlukan selama perjalanan, mulai dari kendaraannya (unta) karena belum ada yang mejual tiket pesawat, tenda, dan yang lain. Akhirnya raja syah menyuruh menterinya untuk mengurusi negerinya yang ditinggalkan untuk menemui saudaranya yang merindukan kehadiranya.
Di tengah perjalanan tiba-tiba raja syah ingat sesutu yang tertinggal di istana, kemudian raja syah kembali ke istana untuk mengambil sesuatu yang tertinggal, dan mendapati istrinya sedang mabuk dan bernyanyi ,dunia pun terasa gelap di mata raja syah dan berkata dalam hatinya:
"Jika hal semacam ini telah terjadi sebelum aku meninggalkan kota, bagaiamana dengan nanti kalau aku dinegeri saudaraku beberapa waktu?"
Akhirnya raja Syah memukul istrinya dengan sebatang kayu, lalu mencabut pedangnya dan terbunuhlah istrinya itu, dan melanjutkan rencana kepergiannya ketempat kakaknya sesuai dengan yang dijadwalkan, setelah mendekati kota yang dituju raja syah mengirim utusan kepada kakaknya untuk memberitahukan kedatanganya. Kakaknya pun menyambut kedatangan adik yang dirindukanya dengan kegembiraan yang luar biasa seperti kegembiraan sang ibu menjemput anaknya yang pulang dari Mesir dan menemuinya kemudian duduk dan ngobrol bersamanya.
Insiden yang terjadi pada istri raja Syah masih terasa memenuhi bayang-bayang di otaknya dan menyisahkan kisah sedih yang dalam, sehingga menjadikan tubuhnya lemah serta wajah yang redup menguning. Mengetahui keadaan adiknya yang begitu lemah dan menguning raja Syahriar mengira itu akibat sang adik meninggalkan negeri yang dicintainya, akhirnya raja Syahriar pun diam tanpa banyak tanya tentang sebabnya.
Pada suatu ketika raja syahriar pun bertanya kepada adiknya: " dik..aku lihat tubuhmu lemas dan berwajah redup menguning". Raja Syah zaman pun menjawab : " kak...batinku sedang sakit" . Tanpa menjelaskan permasalahan yang sebenarnya. Raja Syahriar kemudian :"Bagaimana kalau kita berburu bersama biar kekhawatiranmu reda". Namun si kecil Syah zaman menolaknya.
Pada akhirnya si Syahriar pergi berburu sendiri, dan si Syah zaman tetap berada dalam istana yang terdapat mini jembatan yang menghubungkan ke taman bunga, dalam kerajaan kakaknya, akhirnya si Syah jalan-jalan melewati jembatan itu tiba-tiba si Syah dikagetkan dengan terbukanya pintu istana dan keluar dari pintu itu 20 budak wanita, 20 budak pria dan istri kakaknya berjalan diantara budak-budak itu dengan keindahan dan kecantikan yang sempurna. Hingga si Syah melihat istri kakaknya sampai ke sebuah air mancur dan duduk di bibir kolam sambil bermabuk ria, bermain, bernyanyi, bernasyid (berlagu) hingga malam menjemput. Seketika itu si Syah berkata dalam hatinya: "hal ini lebih parah daripada yang terjadi padaku".
Setelah itu kakaknya datang dari berburu mereka saling bersalaman dan sang kakak mendapati wajah adiknya sudah kembali cerah dan nafsu makanya normal dari sebelumnya, sang kakak (Syahriar) lalu bertanya
Syahriar : "Kemarin aku lihat wajahmu kusut dan sekarang begitu cerah" . Syah zaman :"Adapun perubahan pada warnaku akan aku katakan padamu, dan maafkan aku dengan kabar ini" Syahriar :"Beritahu aku dulu apa yang menjadikan wajahmu redup menguning itu" Syah zaman : "Ketahuilah kak..sewaktu kamu mengirim menteri kepadaku agar aku datang kepadamu, aku siapkan segala sesuatunya dan berangkat keluar kotaku, kemudian ditengah perjalanan aku ingat manik-manik yang kau berikan padaku tertinggal di istana, lha...kok istriku minum khomr dan bernyanyi lalu aku membunuhnya dan aku datang padamu dengan terus berfikir masalah itu. Itulah sebab redup menguningnya wajah dan lemah tubuhku, dan apa yang bisa membuatku kembali cerah? Aku mohon maaf untuk mengatakanya."
Mendengar ucapan seperti itu kakaknya jadi lebih penasaran dan bilang
Syahriar : "Demi tuhan nggak bakal aku maaf kecuali kamu menceritakannya padaku"
Maka Syah zaman menceritakan segala yang ia lihat sewaktu kakaknya keluar dari istana untuk berburu. Lalu Syahriar berkata pada adiknya : "bagaimana aku bisa melihatnya sendiri". Adiknya menjawab : umumkanlah bahwa engkau akan berburu dan sembunyilah kau ketempatku maka engkau akan melihatnya, dan bisa memastikannya".
Kemudian rombongan pemburu sudah berangkat dengan para pengawalnya, namun sang raja sengaja tidak ikut rombongan, dengan menyelinap sang kakak menuju tempat adiknya, satu jam kemudian sang kakak mendapati apa yang diceritakan adiknya sampai adzan ashar. Setelah melihat hal tersebut raja Syahriar marah besar hingga akalnya terbang dari kepalanya dan bersyair:
Janganlah engkau terlalu percaya terhadap wanita Dan jangan percaya dengan janji-janjinya Maka akan kau lihat kepalsuan cinta kasihnya Penghianatan adalah baju perangkapnya
Kejadian yusuf adalah contohnya Akan engkau lihat penghinaannya Atau apa yang kau lihat pada ayahmu Adam yang terlempar keluar karenanya
Kemudian raja Syahriar pergi taman itu dengan akal yang terbang dari kepalanya, dan menebas leher istrinya, dan para budak-budak itu laki maupun perempuan, dan menjadikan gadis-gadis sebagai istrinya lalu dibunuhnya, kegaduhan pun terjadi dan orang-orang pada lari semburat secara seporadis untuk menyelamatkan anak-anak gadisnya dari kemarahan sang raja ini, sang raja pun memerintahkan menteri untuk membawa gadis seperti hari-hari sebelumnya, namun sang menteri tidak mendapati gadis-gsdis itu di kota, kemudian pulanglah si menteri itu dengan wajah masam dan takut akan kemarahan sang raja.
Menteri yang mempunyai dua anak gadis, yang yang sudah lumayan gede bernama syahruzad dan yang masih kecil bernama dunyazad. Gadis anak pak menteri yang gede ini sudah membca berbagai buku tentang sejarah dan perjalanan raja terdahulu, dan ada yang mengatakan dia telah mengumpulkan 1000 buku dari buku sejarah yang berhubungan dengan umat-umat terdahulu, raja-raja, para penyair dll. Dan berkata bada ayahnya: "bolehkah aku tahu apa yang menyebabkan ayah begitu sedih" Ada juga yang mengatakan dalam syair
Katakan pada orang yang punya kesedihan Sesungguhnya kesedihan itu tak akan hilang Seperti sesuatu penghilang kebahagiaan Seperti itu pulalah penghilang kesedihan
Akhirnya sang menteri bercerita dari Mesir sampai Jakarta, dari A sampai Z, tentang apa saja yang terjadi antara dia dengan sang raja, kemudian si gadis dewasa syahruzad berkata pada ayahnya : Demi tuhan, kawinkanlah aku dengan raja itu, adakalanya aku akan hidup atau aku menjadi sebuah tebusan untuk generasi muslim, dan ringkasan cerita itu akan anda nikmati setelah ini, ayahnya berkata: "Demi tuhan jangan kau menjadikan dirimu dalam bahaya selamanya". Syahruzad menjawab: " maka dari itu", ayahnya berkata lagi : aku khawatir padamu akan kejadian yang menimpa seekor sapi dan seekor khimar dengan pemilik ladang, syahruzad bertanya :' emang apa yang terjadi pada keduanya"
Alliem,
14 juni 2005 Bersambung.... | |
|